11 Dampak Negatif Jika Orang Tua Bertengkar di Depan Anak dan Cara Mengatasinya

Dampak Negatif Jika Orang Tua Bertengkar di Depan Anak 1

Orang Tua Bertengkar di Depan Anak - Dalam berumah tangga, terkadang ada saja permasalahan yang harus dilalui oleh pasangan suami istri. Keributan kecil karena perbedaan pendapat bisanya menjadi salah satu pemicu terjadinya pertengkaran.

Namun saat memiliki anak, seharusnya ayah dan ibu mulai mempertimbangkan dampak psikologi yang akan muncul pada anak karena melihat orang tuanya bertengkar.

Perlu anda ketahui bahwa anak yang tidak melihat secara langsung orang tuanya bertengkar, juga dapat terkena dampaknya lho. Apalagi jika orang tua bertengkar di depan anak secara langsung. Tentunya akan sangat berdampak negatif terhadap psikologi anak tersebut.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini “Pedisiana” akan menjelaskan dampak negatif jika orang tua bertengkar di depan anak. Selain itu, juga akan dijelaskan mengenai apa saja yang harus dilakukan jika anak tidak sengaja memergoki orang tuanya yang sedang bertengkar.

Mari kita mulai.

11 Dampak Pertengkaran Orang Tua Terhadap Psikologi Anak


Dampak Negatif Jika Orang Tua Bertengkar di Depan Anak 2

Bertengkar di depan anak akan berdampak buruk terhadap tumbuh kembangnya. Masa kecil harusnya menjadi masa paling indah yang bisa dikenang oleh anak sampai kapanpun. Berikut 11 dampak negatif yang akan muncul saat orang tua bertengkar di depan anak.

1. Hilangnya Rasa Percaya Diri

Semakin sering seorang anak melihat orang tuanya bertengkar dan saling menyakiti, maka semakin banyak pula rasa percaya diri yang hilang pada anak tersebut. Hilangnya kepercayaan pada semua hal ini, dikarenakan kekecewaan dari sosok terdekat yang selama ini mereka jadikan sebagai panutan.

Tidak hanya rasa percaya dirinya saja yang hilang, bahkan kejiwaannya pun juga dapat terguncang. Sehingga membuatnya ketakutan saat berada di lingkungan pertemanan.

2. Mudah Emosi

Secara umum, anak yang terlalu sering melihat orang tuanya bertengkar akan terbagi menjadi dua dalam cara mengelola emosinya. Pertama, anak tersebut lebih banyak diam dan menjadi penakut. Kedua, anak tersebut menjadi lebih mudah emosi.

Perlu anda ketahui, meskipun dampak ini masih dapat disembuhkan atau setidaknya menjadi lebih baik dengan berbagai macam jenis terapi untuk anak pemarah. Namun, trauma yang ada tidak dapat sepenuhnya dihilangkan.

Yang terpenting, anda sebagai orang tua harus selalu waspada jika anak sudah mulai mudah emosi. Karena jika tidak diawasi, anak bisa saja meniru apa yang dia lihat dan melakukannya kepada orang lain. Dan pada akhirnya, ia cenderung akan memilih kekerasan sebagai solusi saat menghadapi masalah.

3. Sering Merasa Takut

Ketika anak melihat dan mendengar orang tuanya bertengkar menggunakan suara dengan nada tinggi, hal ini tentu saja akan membuat anak merasa ketakutan. Meski amarah ayah dan ibu tidak ditujukan kepada anak, namun tetap saja hal tersebut dapat memberikan sugesti negatif terhadap anak.

Jika anak tumbuh di lingkungan yang penuh dengan amarah, maka lama-kelamaan ia pun akan merasa terancam dan sering merasa takut.

4. Mengganggu Konsentrasi Belajarnya

Pertengkaran orang tua akan selalu terngiang-ngiang di dalam benak sang anak. Meskipun belum paham arti dari perceraian, namun di dalam dirinya sudah muncul ketakutan tentang sebuah perpisahan.

Jika dibiarkan, hal ini akan membuatnya sulit merasa tenang dan menjadi kurang fokus. Sehingga dapat mengganggu konsentrasinya saat belajar di sekolah.

5. Tidak Peduli dengan Aturan di Rumah

Saat melihat ayah dan ibunya bertengkar, anak akan merasa kebingungan dalam menentukan siapa yang lebih baik. Apakah ia harus memihak pada ibu yang setiap hari merawatnya, ataukah ayah yang selalu berjuang mencari nafkah untuk dirinya.

Nah, kebingungan inilah yang justru membuat anak tidak menaati aturan dari kedua orang tuanya. Dan pada akhirnya, ia tak lagi peduli dengan apa yang dikatakan oleh ayah dan ibunya.

6. Lebih Suka Berada di Luar Rumah

Anak yang terlalu sering melihat orang tuanya bertengkar akan menjadi malas berada di rumah. Baginya, di rumah hanya ada amarah dan teriakan. Sehingga anak akan lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di luar rumah, baik itu bersama teman-temannya ataupun melakukan hal yang lain.

Hal ini sungguh sangat membahayakan bagi anak. Di usianya yang masih kecil, bisa saja anak tersebut dicelakai oleh orang yang tidak bertanggung jawab di luar sana.

7. Anak Akan Membenci Orang Tuannya

Anak yang terlalu sering melihat orang tuanya bertengkar, lama-kelamaan akan muncul perasaan benci pada dirinya. Hal ini dikarenakan, anak mulai menganggap bahwa ayah dan ibunya sudah tidak saling menyayangi lagi. Sehingga anak pun akan merasa bahwa kedua orang tuanya juga sudah tidak menyayanginya lagi.

8. Anak Juga Merasa Bersalah

Anak pertama atau yang usianya lebih dewasa, seringkali merasa bertanggung jawab atas pertengkaran kedua orang tuanya. Apalagi jika anak sampai tahu, bahwa sebab pertengkaran tersebut dipicu oleh sikap anak.

Contohnya seperti rumah berantakan, urusan sekolah, ataupun tingkah laku anak. Dari itu semua, tanpa sadar anak akan mulai membangun emosinya dengan menyalahkan dirinya sendiri dan juga tekanan emosional lainnya.

9. Perkembangan Otak Terganggu

“Anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar atau melihat melihat ibunya mengalami kekerasan di rumah, akan membuat pola otak anak persis seperti tentara di medan perang”, kata Eamon Mc Crory, Ph.D., dari London University.

Anak dengan usia 11 tahun keatas, dapat mengalami kerusakan di bagian cerebellums kecil yang berhubungan dengan pengembangan sensorik dan regulasi stres.

Sedangkan anak yang berusia di bawahnya, masih belum bisa memproses keadaan sosial yang kompleks. Tapi ingat, ledakan sosial dapat memberikan dampak negatif jangka panjang terhadap perkembangan otak anak.

10. Cemas dan Depresi

Setelah melakukan penelitian pada 1025 anak dengan usia 2-58 bulan. Prof. C. Cybele Raver dari Steinhardt University New York menyatakan bahwa dampak orang tua bertengkar di depan anak juga dapat mempengaruhi perilaku anak, kognitif, dan neurobiologisnya.

Hal tersebut, membuat anak menjadi lebih rentan untuk mengalami gangguan kecemasan dan juga depresi. Selain itu, Prof. Rever juga mengkaji keterkaitan antar kemiskinan dengan dampak negatif dari orang tua bertengkar di depan anak.

11. Takut dengan Pernikahan

Inilah dampak yang seharusnya paling dikhawatirkan oleh para orang tua. Karena saat ayah dan ibu bertengkar, keduanya akan diliputi oleh rasa emosi yang dapat membuatnya lupa dengan sekitar. Termasuk lupa dengan anak yang menyaksikan keduanya bertengkar.

Teriakan, kalimat kasar, bahkan makian pun akan terucap begitu saja. Seolah-olah pernikahan yang katanya didasari rasa kasih sayang, hanyalah dongeng pengantar tidur belaka.

Melihat pertengkaran tersebut, tanpa sadar anak akan menyimpan ingatan itu dalam memorinya. Sehingga pada akhirnya, ia akan membenci pernikahan dan menjadi trauma.

Ketika nanti ia tumbuh dewasa, anak akan berfikir bahwa pernikahan adalah sesuatu yang menakutkan dan akan selalu menghantuinya sepanjang waktu.

Yang Harus Dilakukan Setelah Orang Tua Bertengkar di Depan Anak


Dampak Negatif Jika Orang Tua Bertengkar di Depan Anak 3

Meskipun ayah dan ibu sudah berusaha untuk tidak bertengkar di depan anak. Namun terkadang, ada saja saat-saat di mana anak memergoki kedua orang tuanya sedang bertengkar. Nah, jika anda tiba-tiba berada di posisi ini. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan ketika anak telanjur melihat orang tuanya bertengkar.

1. Akhiri Pertengkaran dengan Perdamaian

Akhir dari pertengkaran orang tua biasanya ada dua. Pertama, pertengkaran tersebut menjadi lebih serius. Dan yang kedua, pertengkaran tersebut berakhir dengan perdamaian. Nah, apabila anak tidak sengaja melihat orang tuanya bertengkar, maka upayakan akhir dari pertengkaran tersebut berujung dengan perdamaian..

Tapi ingat !!!

Jangan sampai anda berbohong jika anda memang belum berdamai dengan pasangan. Karena pada dasarnya, anak-anak lebih sensitif terhadap pertengkaran orang tuanya. Jika orang tuanya benar-benar berdamai, maka anak akan mengetahui hal tersebut. Dan jika belum, anak pun juga dapat mengetahuinya.

Bahkan ketika orang tua bertengkar di ruangan tertutup, lalu keluar dengan ekspresi seperti masalah telah diselesaikan. Namun tetap saja anak akan melihatnya sebagai tindakan “genjatan senjata”.

2. Ajaklah Anak Berbicara Mengenai Pertengkaran Anda

Setelah anda mengakhiri pertengkaran dengan perdamaian, kini anda harus menetralisir suasana rumah yang terasa mengganjal. Untuk tahap ini, jangan sampai anda menunda-nundanya. Karena jika ditunda, imajinasi anak dapat semakin liar dan membuatnya lebih mudah terkena dampak seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Salah satu cara untuk menetralisir suasana yaitu dengan mengajak anak berbicara bersama, sebagai satu keluarga. Ceritakanlah kepada anak, bahwa saat ini ayah dan ibunya sudah saling memaafkan. Dan anak tak perlu khawatir mengenai perceraian. Yakinkan mereka, bahwa pernikahan anda baik-baik saja setelah pertengkaran tersebut.

Setelah itu, berilah kesempatan anak untuk bertanya atau mengutarakan perasaannya. Selain untuk menghargai keberadaannya, kesempatan ini juga dapat membuat anak lebih tenang saat melihat kedua orang tuanya berada pada jalan pikiran yang sama.

Sekian. . .

Nah, itulah beberapa dampak negatif orang tua bertengkar di depan anak. Semoga dengan adanya artikel ini, dapat membuat para orang tua tidak lagi bertengkar di depan anaknya.

Terima Kasih dan Semoga Bermanfaat.

Jangan Lupa Share ya!!!  

Post a Comment

0 Comments